Kenapa Kuliah?


Saya mahasiswa semester delapan di sebuah fakultas yang pertama kali berdiri di Indonesia. Kira-kira fakultas tempat saya bergelut selama ini sudah berusia lebih dari setengah abad. Orang-orang kebanyakan selalu didengungkan istilah “kerja” sebelum memblok jurusan pilihannya. Semacam ada sugesti di benak mereka. Kuliahlah nak supaya jadi dokter, supaya jadi kontraktor, supaya jadi dosen, supaya jadi karyawan bank, supaya jadi arsitek, supaya dapat pekerjaan. Dan setelah dapat pekerjaan yang berpenghasilan di atas gaji pensiunan tentara seperti almarhum kakek saya, secara tanpa sadar bisa beli ini, beli itu. Dan tahu apa setelahnya? Kasta tergambar di sini.

Jika kau kuliah, lalu tertulis kata manajer, kontraktor, atau dokter di kartu namamu, kau bebas keluar masuk butik apapun. Tapi kenapa harus ada pemikiran seperti itu? Tidak bolehkah bila kuliah benar-benar untuk mengisi sebanyak-banyaknya bekal di otak kita? Ini sama saja dengan seseorang menyuguhkan kau arak di gelas beningmu, padahal saat ini tenggorokanmu merindukan es teh manis dengan perasan air lemon di dalamnya. Atau mungkin seperti ini, kau ingin sekali kentut dengan irama membahana namun kau urungkan keinginan terpenting dan mendesakmu karena di sekitarmu adalah orang-orang dengan titelnya sebagai si tukang kritik. Kita seperti hidup di paradigma yang orang lain bangun. Kita seperti bayangan gelap gulita yang jika disinari maka lenyaplah sudah.

Kuliah tidak lagi menjadi kebutuhan jasmani, rohani, dan pikiran. Kuliah tidak lagi menjadi oase kehidupan. Kuliah bukan lagi teman bapak Oemar Bakri. Kini, kuliah telah menjadi pencetak mesin-mesin industri, mesin-mesin pemasaran. Kuliah telah memciptakan kasta antara kita, sepertinya ini akan pengaruhi cinta kita. Entah dari mana ini bermuara. Ini bak lingkaran setan. Kuliah, kerja, dapat gaji, menikah, bahagia. Oh God, kaku nian hidup seperti itu. Amir Khan dalam filmnya berjudul 3 idiots memberi gambaran di luar pemikiran “biasa-biasa saja” saya. Jangan kau mengejar kesuksesan dengan menjadi insinyur. Jadilah insinyur yang baik, maka kesuksesan akan mengikutimu. That’s true, man!

Jika ada pertanyaan seperti ini di sebuah papan tulis putih:

“Kenapa Anda ingin kuliah?”

Lantas apa jawabanmu?
  • Supaya dapat kerja.
  • Ingin jadi pegawai pemerintahan.
  • Ingin menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Supaya jadi karyawan bank.
  • Supaya bisa beli mobil.
  • Ingin bahagiakan orangtua.
  • Ingin jadi guru.
  • Agar berguna bagi nusa-bangsa.
  • Lain-lain: ........................................................................................... (sebutkan)

0 komentar:

Posting Komentar