Ini Bukan Nostalgia

Pernah merasa begitu rindu akan kejadian-kejadian yang membuat kita merasa bahagia? Atau berharap kejadian tersebut terulang lagi atau mungkin diri kita dikembalikan ke saat itu? Saat merasa sendiri, bosan, suntuk, ide tak bermunculan, atau baru-barusan bernostalgia bersama foto-foto beberapa tahun silam, adalah penunjang bagi indra "keinginan" kita untuk merasa gembira.

Mungkin ada yang pernah merasakan nikmatnya bermain seluncuran air bersama saudara ketika berusia delapan atau sembilan tahun? Atau mungkin main petak umpet saat jam tidur siang? Lalu sejam kemudian foto keluarga mengintip kita dari "album foto" berwarna hijau muda bergambar burung camar. Di foto itu ada mereka, saudara-saudara kita dengan wajah pogu (polos campur lugu), seorang ibu yang walaupun ia tak cantik tapi tak bosan ia dipandang, dan mereka-mereka yang lain. Mari kita sejenak melangkah mundur, mengingat foto teman sepermainan.

Di foto, mereka nampak tak punya dosa, walaupun pernah buat salah, pernah menjadi subjek cakaran kita. Pernah bersama mereka bermain kelereng, rumah-rumahan, masak-masakan, bom-boman. Lalu mandi bersama. Satu bak diisi dengan busa sabun, seolah-olah berendam bak orang kaya di tv.

Saling berebut khayalan untuk masa depan, saling mengejek hasil khayalan satu sama lain. Saling menertawai keanehan satu sama lain. walaupun itu aneh, namun kini itu indah.

Bersyukur ada sebuah benda bernama kamera yang menyempatkan kita sejenak bernostalgia. Mereka, teman mandi kita di kala kecil, kini telah memilih pacarnya untuk menghabiskan malam minggunya. Tak apa, kelak suatu saat, anak-anak kita bersama sepupu-sepupunya yang akan menggantikan keindahan "masa kecil" kita.

Walaupun itu aneh, namun kini itu indah.

Bukan hanya aku, kau pun merasa demikian kan?