Pilih yang Mana?


Ketika seseorang harus dihadapkan antara dua konsep etika, konsep Utilitarianisme dan Deontologisme, manakah salah satu dari kedua konsep itu yang dipilih?
Mungkin belum semua orang familiar dengan kedua konsep etika ini. Jadi, akan diulas sedikit (yang utama) tentang kedua konsep tersebut, setidaknya untuk mempermudah dalam memilih.

a. Utilitarianisme

Utilitarianisme sebagai teori etika yang dipelopori oleh David Hume (1711-1776) kemudian dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-18730). Bentham sebagai pendukung utama teori ini mengatakan bahwa moralitas tidak lain adalah suatu upaya untuk sedapat mungkin mendapat kebahagiaan di dunia ini. Utilitarianisme sendiri berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi bahasa Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal: "the greatest happiness of the greatest numbers". Jadi, ukuran baiknya teori ini dilihat dari hasilnya, apakah memberi manfaat atau tidak bagi khalayak banyak.

b. Deontologi

Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang artinya kewajiban (Bertens, 2000). Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan kembali mendapat dukungan dari filsuf aad ke-20, Anscombe dan suaminya, Peter Geach (Rachels, 2004).
Paham ini sangat berbeda dengan Utilitarianisme. Paham deontologi justru mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Yang menjadi tolak ukur yaitu proses dari tindakan tersebut. Tetapi sesuatu tersebut dilakukan bukan untuk memperoleh tujuan kebahagiaan atau perintah Tuhan.

Ketika Robin Hood mencuri harta benda kaum borju, hal tersebut dapat disebut beretika jika berada pada paham utilitarianisme, namun dalam paham deontologi, apa pun alasan yang Robin Hood lakukan tetaplah di luar standar etika (moralitas).

Mana yang Anda pilih:
Menjadi pedagang yang memperoleh keuntungan melimpah tanpa memperdulikan aturan-aturan berdagang atau memperhatikan segala bentuk aturan dalam berdagang tanpa menghiraukan besarnya keuntungan (juga kerugian) yang akan diperoleh ?

0 komentar:

Posting Komentar